Perempuan Yang Ingin Mengubur Dunia
Eriyandi Budiman
(1)
Instingku tumpul. Peristiwa itu diluar jangkaun otakku. Di nadir akal sehatku. Aku sempat berpikir membongkar kepalaku, dan bertanya langsung ke hadapan otakku: mengapa engkau tak mampu menjangkaunya?
Uh, aku memang perempuan bodoh. Sekolahku cuma selesai SMP. Aku tak pandai menjaga keajegan hidupku. Keluargaku. Aku tak mampu meraba kedalaman jiwa anakku. Wajar jika aku tak menduga ancaman Daska benar-benar dilakukannya.
Ancaman yang kesekian kali. Kamar di atas loteng itu dibakarnya. Empat kamar di bawah, juga menampakkan sisa-sisa sulutan api. Seutuhnya, ia merencanakan membakar rumah itu. Semuanya.
Darah dagingku sendiri itu, memang sudah melampaui kewajaran.
Jika saja para t...