“Jangan memukul anak kalau marah, Tara.”
“Apalagi yang bisa kulakukan? Itu yang kupelajari dari Ibu. Memukuli anak.”
Tara menggores mata itu dengan kata-kata tajamnya. Luka itu begitu kentara, dari sorot mata, dari diamnya Ibu. Dia membawa diamnya Ibu bagai buntalan besar berselaput kegundahan, menggendongnya ke atas ranjang, mendekapnya hingga jatuh tertidur. Tengah malam pukul dua, dia terbangun di depan sebuah tangga panjang yang berakhi...