Riri duduk di ruang tamu yang sunyi, memandangi dinding-dinding rumah kecilnya yang terasa semakin menekan setiap harinya. Tangannya menggenggam erat telepon genggam usangnya. Satu pesan masuk—pesan dari suaminya, Doni. Pesan itu berisi permintaan uang, seperti biasa.
"Riri, kirim uang 200 ribu. Aku butuh buat bayar utang," tulis Doni dengan nada tegas.
Riri menghela napas panjang. Seolah pesan itu adalah beban tambahan yang menindih pundaknya yang ...