Aku tak pernah membayangkan sebelumnya akan sampai di titik ini. Mengarungi bahtera rumah tangga bersamamu, tak pernah terpikirkan olehku. Memimpikannya saja aku tak berani. Aku takut kecewa. Kamu terlalu sempurna di mataku.
Dua puluh lima tahun. Ternyata sudah seperempat abad sejak pertemuan pertama kita yang telah lalu. Semua masih terbayang jelas di ingatanku. Rasa-rasanya baru kemarin kamu datang ke rumah bersama Ustad Hamid. Kemeja biru berga...