Ini hari ke dua puluh tiga bulan Desember, Januari sebentar lagi datang, dan aku sepertinya akan menunggumu lagi tahun depan. Selalu begitu.
Desember. Akhir tahun yang pucat, seperti tahun-tahun kemaren hujan turun tak tentu waktu: Pagi, siang, sore, atau petang hari. Hari ini pun demikian, hujan selalu tumpah saat aku kembali menunggumu di Simpang Panam, tempat kamu pamitan dulu. Hujan yang membuat murung pedagang es tebak yang hampir ketiduran menunggu pembeli yang nyaris mustahil. Hujan yang mengakibatkan banjir akan kembali menyerbu kota kita.
Aku selalu ingat kalimat perpisahan yang kamu ucapkan di simpang ini, “tunggu aku di sin...