Desa Ngawur seperti biasa riuh setiap kali Pilkada mendekat. Spanduk-spanduk calon bupati menjamur di mana-mana. Wajah-wajah mereka menghiasi tembok, tiang listrik, bahkan pintu toilet umum.
Tapi bagi Murad, Pilkada kali ini adalah ajang menonton komedi gratis. Dia sudah bulat memutuskan: tidak akan memilih siapa pun.
“Murad! Kamu benar-benar nggak mau milih?” tanya Marni, istrinya, sambil menyapu halaman. “Jangan sampai nanti KTP kita digada...