MERAH
Sudah satu minggu hujan mengguyur punggung Semeru dengan deras. Memulangkan beberapa rombongan pendaki lebih cepat dari yang seharusnya. Hujan juga dengan seenaknya menurunkan suhu udara sampai ke batas gigil manusia, lalu angin yang jadi kambing hitamnya. Setiap angin menari, menyelusup di sela-sela jemari dan kuping mereka, manusia-manusia berjaket tebal di dalam tenda itu langsung menyerapah.
Namun angin tidak sepenuhnya naif. Malam itu, a...