New York, 1978. Lorong sempit menuju ring Madison Athletic Hall terasa seperti perut naga. Hawanya sungguh panas, beruap, dan penuh bisik-bisik yang menelan keberanian siapa pun yang lewat. Lampu-lampu kuning meredup, bergoyang karena generator tua yang bekerja setengah mati. Di ujung lorong itulah dua legenda akan bersinggungan untuk kali pertama.
Nama mereka bukan yang dicetak koran. Yang satu itu dipanggil Hossein Ahmedi. Sementara satunya lagi Mitchell Reason. Namun orang-orang di dunia tinju tahu siapa...