psychosis.

Oleh: Faisal Susandi

Di ujung malam saat mini van yang ku kendarai bersama kelima orang temanku terpaksa berhenti di tengah hutan pohon pinus saat kami ingin menuju kota Banyuwangi. Entah disebabkan oleh apa mini van kami tiba-tiba mogok. Sesaat setelah melihat sekeliling dan tidak ada yang mencurigakan, Taro dan Davi turun untuk memeriksa keadaan. Sementara itu, Kasman dan Leon mengambil peralatan di bagasi sedangkan aku tetap berada didalam van untuk mengontrol van jika berhasil diperbaiki.

“Oh Tuhan, Roh Kudus. Dav gua kok nyium bau menyan, ya?” ucap Leon sambil mengutak-atik mesin van.

“Ah, kan elu biasanya juga bawa menyan dari nyokap lu buat jaga-jaga,” ucap Davi.

“Iya beneran Dav, gua juga nyium bau menyan tadi pas di belakang.” Sambung Kasman.

“Udah jangan bad feeling dah, gua jadi takut ni anying.” Ucapku dari dalam van.

Setelah duga menduga van pun berhasil diperbaiki. Keempat temanku berlarian masuk kedalam van. Tak berlangsung lama setelah meninggalkan seratus meter dari titik henti aku menemukan keganjilan lagi. Tiba-tiba pandanganku seperti terhalang kabut Tebal dan kuputuskan kembali berhenti di bahu jalan. Kasman dan Leon kembali berasumsi dan berusaha meyakinkan Taro atas keganjilan ini.

“Tar, kok elu bau menyan sih?” tanyaku.

“Apaan, gua ...

Baca selengkapnya →