Pukul Seratus

Oleh: Imas Hanifah N.

"Sekarang pukul berapa?" tanya Ayah.

"Pukul seratus," ucapku setelah melihat jam dinding.

"Baguslah. Sekarang, ayo tidur."

Akhirnya. Aku sudah sangat lelah. Seharian ini, sama seperti hari-hari sebelumnya, yang kulakukan hanyalah sekolah dan belajar. Aku juga pusing melihat Ibu dan Ayah yang terus-terusan bekerja. Aku tidak tahu mengapa mereka sangat suka sekali bekerja. Lebih dari itu, aku heran kenapa semua orang di kota juga melakukan hal yang sama? Para...

Baca selengkapnya →