Pundak Tanpa Usia

Oleh: Temu Sunyi

Siang itu terik menggigit, seperti waktu yang enggan memberi jeda pada lelah yang tak sempat dilafalkan.

Di pinggir jalan, aku menemukan becak dengan seorang bapak tua duduk mematung di dalamnya—seolah waktu pernah berhenti sebentar di wajahnya, lalu pergi begitu saja.

“Maaf, Pak. Bisa antar ke desa sebelah?”

Bapak itu menoleh, tersenyum dengan mata yang menyimpan ratusan kilometer kenangan.

“Bisa, Mas. Silakan naik,”

ucapnya, cepat dan rin...

Baca selengkapnya →