PURNAMA TAK BERCAHAYA

Oleh: Lina Budiarti

Perjalanan yang melelahkan. Laju kendaraan yang kutumpangi mengendur perlahan. Susunan halte beratap biru tua itu telah dipenuhi orang-orang yang akan menggantikan posisiku di salah satu jok mobil, sementara aku turun.

Seorang bertubuh renta mengenaliku. Tangannya menggapai ke udara di antara kerumunan orang di halte. Kemasan rindu di matanya menampak nyata. Mulutnya bergerak riang walau tak jelas kudengar bunyi apa yang disuarakannya.

“Pur.” Ibu memelukku. “Istrimu?” Aku menggeleng.

“Bapak?” Aku balik bertanya tentang bapak. Seperti aku, ibu menjawabnya dengan gelengan kepala.

“Tak usah banyak bertan...

Baca selengkapnya →