Di rumah Pakdhe, kau bersimpuh. Suaramu bergetar. Air matamu mengalir. "Jadilah wali nikahku, Pakdhe," pintamu.
Kau menempuh jarak sekitar sepuluh kilometer dari desamu, dari rumah dengan sepeda ontel peninggalan ayah. Hanya untuk menemui Pakdhe. Inginmu teguh.
Kau masih gadis belia. Baru diterima UGM melalui jalur PMDK. Sebulan lagi akan lulus UAN SMA. Bicaramu jelas penuh percaya diri sekalipun dalam tangis. Kau tampak seakan wanita dewasa penuh ...