Rasa yang Tak Bisa Kembali

Oleh: Jasma Ryadi

Aku bunga, tetapi bukan yang terpajang menawan. Aku terhampar di antara tandusnya gurun pasir dan gersangnya harapan. Kelopakku berterbangan dihantam badai. Hanya tersisa tangkai yang menanti terlihat olehnya.

Langit Jakarta sore ini tidak berwarna. Kusam, muram, dan menusukkan dingin ke tulang. Sebuah perasaan yang seakan datang untuk mengenang. Di sebuah kedai kecil yang tak pernah berubah sejak dulu, aku duduk sendiri. Tutup gelas kopiku mengembun, dan kursor di layar laptop berkedip, menagih kejujuran yang belum bisa kutulis. Lalu, satu suara nyaring memanggil.

"Arin?"

Aku menoleh. Dunia menahan napas sejenak. Penguasa seolah tahu apa yang seda...

Baca selengkapnya →