Rindu Gaharu
Gaharu menatap langit, semburat senja muncul dari balik gumpalan awan. Ia merogoh tas pinggangnya yang usang. Selembar uang ia keluarkan.
“Air mineral Bu.” Ujarnya pada sang pemilik kios.
Akhir-akhir ini cuaca demikian menyengat. Ia menyesal telah lupa membawa botol minum saat berangkat tadi. Usai meneguk minumannya, ia kembali menyusuri tepian, menawarkan jasa foto keliling kepada para pengunjung yang tersisa. Sepuluh menit lagi batas waktu yang alam tetapkan untuknya. Menjelang petang tak akan ada lagi orang yang ingin berfoto dalam suasana gulita.
“Mas, berapa satu kali foto?” Gaharu tergagap,...