Rumah Cemara

Oleh: Magnific Studio

Sorot matanya seksama kepadaku tiap kali aku berbicara. Dia pikir aku tak tahu apa yang sedang bersarang di benaknya dan apa yang sedang dia rencanakan untukku. Dia pikir, dia paling tahu segalanya tentang anak-anak.

Memang, memang dia pernah menjadi anak-anak dan aku sendiri belum pernah menjadi manusia dewasa. Tapi bukankah terlalu pongah jika dia merasa paling tahu pikiran anak-anak hanya karena dia sudah pernah menjadi seorang anak?

“Saya pernah seusiamu, saya paham apa yang sedang kamu rasakan.”

Sok tahu. Dulu aku penasaran mengapa anak lain begitu menyukainya, lambat laun aku paham bahwa dia adalah perempuan manipulatif. Dia mencoba mengulik perasaan kami dan mengubah kami menjadi apa yang orang dewasa inginkan. Apa sebenarnya yang orang dewasa inginkan dari kami?

“Kami ingin kalian hidup normal dikemudian hari dan tidak terbebani oleh kesalahan yang pernah kalian perbuat. Kami tahu ...

Baca selengkapnya →