Namanya Run, aku biasa memanggilnya begitu. Nama aslinya Kairun, tanpa nama belakang atau depan. Satu kata itu saja yang membuat namanya mudah diingat.
Belakangan, aku merasa menjadi manusia tidak normal karena dirinya. Titik gejala awal, aku hanya mencuri pandang setiap kali melihat dia lewat di depan kelas atau kantin. Gejala kronisnya, aku menjadikan salah satu fotonya yang didapat secara diam-diam sebagai wallpaper ponsel.
Aku tidak tahu bagaimana penyakit yang membuatku tidak normal ini bermula. Yang jelas, aku dan Run adalah awal yang biasa saja.
Run terkenal introvert. Hawa keberadaannya tipis. Kadang, satu sekolah, kecuali guru-guru, bisa saja melupakan kehadiran dirinya. Tidak mencolok dari sisi mana pun, tidak per...