Aku masih ingat aroma tanah setelah hujan di sore itu, hari di mana Kaito pertama kali mengucapkan kata "cinta". Tapi yang lebih melekat justru rasa getir di kerongkongan, seperti menelan pil pahit yang terselip di antara butiran coklat.
"Haruka, kau tahu... perasaanku padamu itu seperti bunga sakura. Indah tapi sebentar," bisiknya suatu malam di bawah lampu jalanan dekat kuil, tangannya menggenggam erat jemariku.
Aku hanya mengangguk, tak sanggup ...