Di teras rumah sore itu, aku duduk di bangku kayu mengamati serakan dedaunan yang jatuh dari ranting pohon mangga di pekarangan rumah. Mulanya pikiranku kosong, lalu entah bagaimana aku membayangkan samudra yang birunya bukan main. Tak ada apa-apa di sana selain laut berombak dan langit yang memicingkan mata. Hening. Entah aku yang tuli atau samudra itu yang bisu, yang pasti samudra itu tenang; ketenangan yang membuat ragaku letih seketika. Nyawa...