“Hi, saya Merona Menyala Pane, silahkan duduk,” aku menunjuk kursi yang ada di depanku.
Dia duduk dengan wajah gelisah, tangannya diremas berkali kali. Matanya sembab dan kulit wajahnya putih pucat.
Siapa wanita ini? Masih muda, mungkin sekitar 23-25 tahun. Aku belum pernah bertemu dengannya. Aku melihat kartu pegawai yang terkalung di lehernya. Maya Delilah. Rambutnya sangat indah, berombak dan bergelung indah berwarna coklat pirang. Dia menggunakan sepatu heels hitam. Memakai rok selutut berwarna hitam. Stocking berwarna hitam. Blouse berwarna biru muda yang sangat cocok dengan warna kulitnya. Kemudian dipadukan dengan blazer yang pas di badannya. Apabila aku tak membaca kartu pegawainya, menurutku dia lebih mirip model dengan tubuhnya yang tinggi langsing semampai.
“Ta...