“Iko’q sudah melakukan tiga kesalahan besar, Arai. Dan yang terakhir itu tidak bisa dimaafkan, baik oleh para leluhur maupun Amai Tingai,” ujar Damang Agau selaku Ketua Adat, dengan suara berat. “Ake’q tak bisa bantu, kecuali ….”
“Kecuali apa, Damang? Ake’q akan melakukan apa saja asal lelehur dan Amai Tingai memaafkan ake’q.” Arai duduk berlutut sembari menyembah-nyembah di hadapan Ketua Adat, dan Dayung Djatta sebagai pemimpin spiritual di dusun mereka.
Damang Agau melirik Dayung Djatta yang dibalas dengan anggukan sesepuh yang sengaja berkumpul di Rumah Lamin itu. Kalau mereka sudah berkumpul di rumah panjang, pastilah ada hal serius yang harus diselesaikan, misalnya sidang hukum adat sebagai pengadilan bagi yang sudah melanggar adat.
“Kamu harus Tabeq ke Hutan Gunung Eno untuk upacara Pakant Talunt, yaitu memberi makan hutan. Bawa sesajian untuk roh...