Lelaki itu tidak menyapaku atau hanya duduk sambil mengapit rokok di kedua jari. Kadang disulutnya lalu dibiarkan asapnya mengepul di sela-sela ruangan. Dia tidak mengenalku atau hanya pura-pura? Kurasa perkiraan kedua itu yang lebih cocok, dan untuk ke sekian kalinya senyumku kembali kecut.
"Kau tak bosan merokok?"
Aku duduk tanpa diminta, menyilangkan dua kaki sambil menatapnya. Wajah tirus dengan rambut gondrong itu sedikit acak-acakan ditambah lingkaran hitam di bawah matanya. Ada beberapa rokok yang l...