Sebutir Peluru Menembus Keningnya

Oleh: Sulistiyo Suparno

Enam bulan silam, Penelope tampil dalam pesta kebun di malam kampanye seorang calon wali kota. Kesempurnaan ragawinya sungguh memesona --dalam balutan gaun malam merah menyala, tubuhnya bagai boneka pualam—serta suara merdunya ketika melantunkan lagu-lagu nostalgia mampu meluluhkan hati siapapun yang memandangnya. Dan, malam itu seorang lelaki berkepala botak mempersembahkan setangkai mawar merah untuknya. 

Tak ada yang istimewa dari persembahan mawar itu. Penelope t...

Baca selengkapnya →