Senja telah hilang sepenuhnya, saat kusadari tingkah John seperti tidak tenang. Sambil meracik Latte, matanya sibuk bolak-balik memandang pintu Coffee Shop yang sengaja ditutup untuk menahan sapuan angin malam. Wajahnya yang gusar menyiratkan sebuah harapan yang sesekali dia tenggelamkan bersama malam. Aku tahu apa yang dia tunggu, karena aku juga diam-diam menunggu Nona Manis kembali kemari.
Biar aku ceritakan perihal 'hal' yang membuat lelaki in...