Secuil Rindu Diantara Hujan

Oleh: M. Yusuf Putra Sinar Tapango

Secuil Rindu Diantara Hujan

 

Oleh : M. Yusuf Putra Sinar Tapango

 

Rendy mempercepat langkah kaki. Angin yang bertiup kencang sore itu menerpa wajahnya yang pias. Tergambar pilu pada garis wajah itu. Ada rasa perih dan seonggok luka yang menyelinap masuk di ruang hatinya. Pada depan kaca besar sebuah bangunan kuno ia menghentikan langkah. Matanya tajam menatap pada sebuah etalase toko yang sepi pengunjung.

  Ia melirik pada benda pengukur waktu di pergelangan tangan kirinya. Jarum panjang sedang menunjuk pada angka lima puluh. Sementara jarum pendek berada pada angka empat. Ada desahan napas yang tertangkap pada kedua lubang hidung mancungnya. Langit tampak tak bersahabat dengan Rendy. Dengan warna biru yang terbiasa indah di matanya, sore itu berubah kelam.

  Kilatan cahaya mulai berkelebatan di kedua matanya. Ada gemuruh rasa di dalam hati. Berbaur dengan gemuruh langit yang memekakkan telinga. Rendy masih terus menatap tajam pada etalase di balik kaca itu. Ia menghadirkan siluet wajah pada pelupuk matanya. Wajah tirus, berhidung bangi...

Baca selengkapnya →