Dia masih berbaring di sana. Berbaring dengan wajah damainya. Berbagai selang yang terpasang di tubuhnya yang mulai mengurus tampak seperti anyaman penyambung kehidupannya saat ini. Berapa waktu yang sudah terlewati? Apa masih kurang? Kapan kedua mata sayu itu akan kembali menatapku?
Lagi-lagi seperti ini. Air mataku mengalir tanpa henti tiap mengunjungi tempat ini. Aku bukan sedih karena caci-maki yang kuterima saat menginjakkan kaki di tempat in...