“Sejak kapan?”
“Sejak pertama kali aku mengenalmu.”
“Kau sanggup menahannya selama itu?”
“….”
“Tapi kita hanya teman, Van … aku tidak ingin merusak pertemanan kita.”
“Apa teman tidak bisa menjadi kekasih? Apa kamu tidak ingin mencobanya, membuka hati kepadaku?”
Morgan meraih tangan Vania dan menggenggamnya dengan lembut.
“Van, saat ini aku hanya ingin fokus pada karirku. Terima kasih atas perasaannya selama ini. Jika memang berjodoh, pada akhirnya kamu pasti akan menjadi milikku.”
Terpancar jelas pada raut Vania, betapa sedih dan kecewanya dia karena mendapat penolakan dari Morgan, pria yang sudah dicintainya selama tiga tahun.
“Van … maafkan aku ….”
***
Morgan, pria muda yang baru saja naik pangkat di tempatnya bekerja, disalah satu perusahaan milik negara. Morgan masih saja memikirkan perkataannya pada Vania, meski sudah berlalu dua tahun silam. Dia menolak Vania bukan karena tidak mencintainya, namun ada hal lain yang saat ini lebih menjadi prioritasnya.
“Maaf, Van … aku harus bekerja lebih giat lagi, agar kelak bisa menjadi pendamping hidupmu yang layak dan bisa membawa...