Namanya Samudera. Aku bertemu dengannya di Pulau Weh.
Dua kalimat awal di halaman buku itu membuat ulu hatiku teremas. Niat iseng membuka catatan perjalanan sukses membuat dadaku tak karuan. Membunuh waktu dengan membuka kenangan memang bukan ide bagus. Padahal beberapa menit lagi kereta akan datang. Dari Pariaman aku akan bertolak ke Padang. Sikap bodoh itu sukses membuatku melamunkan sosok Samudera yang entah sekarang berada di mana. Selama satu...