Senandung Luka

Oleh: INeeTha

Suara biola itu pecah di udara malam, meninggalkan jejak melankolia yang seolah menempel di dinding ruangan.

Jemariku gemetar saat menarik busur di atas senar, bukan karena kurang latihan, tapi karena mataku tak mampu melepaskan diri dari sosok pria yang duduk di kursi depan. Arthur — menyanyikan kompetisi. Wajahnya tenang, nyaris tanpa ekspresi, tapi matanya… matanya seperti jurang gelap yang mememerangkapku sejak pertama kali bertemu.

Dan di ...

Baca selengkapnya →