Dritt dritt.
Suara rel kereta api yang serak disertai hentakan yang tiba-tiba membangunkanku dari tidur pulasku.
Sudah lama aku tidak kembali ke kota ini, mungkin sudah hampir 15 tahun yang lalu, saat kedua orang tuaku memutuskan untuk bercerai dan aku ikut dengan Mama ke ibukota.
Saat itu aku masih berusia 17 tahun. Aku masih tergolong muda dan menikmati hidup yang tenang, berlari di jalan setapak kecil di dekat perbukitan kelapa sawit, bersama seorang teman.
Ah, saat memori itu kembali, itu benar-benar menyakitkan. Aku sudah lama melupakannya, seorang teman itu.
Aku turun dari kereta d...