Mungkin kau tidak pernah mendengarnya. Wajar saja. Di zaman ini, namaku tak lebih berharga dari sebutir pasir di pantai Senggigi—dan sialnya, pantai Senggigi yang asli bahkan sudah tidak ada lagi, digantikan oleh taman realitas-virtual dengan pasir silika anti-statis yang menjijikkan. Aku tahu karena aku pernah mencoba menyentuhnya. Rasanya dingin, mati. Tidak ada bau garam, tidak ada jejak kepiting kecil yang berlari panik. Hanya... kehampaan ...