Sepucuk Surat dari Medan Perang

Oleh: bagus aprilianto

Pekatnya malam di bivak lembap itu adalah selimut bagi kerinduan yang membara. Aku, Raka, menyandarkan punggung pada dinding tanah yang dingin, menatap potret buram ibuku. Wajahnya, meski hanya sebatas kenangan dalam pigura usang, adalah sumber kekuatanku di garis depan Jawa Barat tahun 1948. Aroma lumut dan tanah basah menyengat, bersanding dengan bau mesiu yang selalu menempel di pakaian kami. 

"Masih jauh, ya, Rak?" Jaga, sahabat karibku, ber...

Baca selengkapnya →