Aku tidak pernah menyangka bahwa sebuah pertemuan sederhana bisa meninggalkan jejak sedalam ini, apalagi jika pertemuan itu ternyata yang terakhir. Dia adalah sahabat kecilku. Aku memanggilnya Zizi. Kami sebaya, tinggal di sebuah sudut desa yang indah dan asri.
Zizi adalah tetangga yang sejak kecil menjadi teman sepermainan, teman pergi mengaji, teman bermain hujan-hujanan, sekaligus teman bercanda kala listrik padam di rumah Teungku Mahli, tempat...