Kafe itu selalu menyalakan musik lembut menjelang senja. Aroma kopi berpadu dengan suara pintu kaca yang sesekali berdering. Di meja tengah Aldo duduk dengan dua cangkir di hadapannya. Satu masih mengepulkan uap tipis, satu lagi sudah dingin sejak tadi.
Pelayan sudah hafal: setiap sore pukul lima, pria itu akan datang, memesan dua cappuccino, dan duduk di tempat yang sama. Kadang ia membaca, kadang menatap keluar jendela. Tapi paling sering, ia ha...