Gairah membuncah. Ia terus menggodaku sambil mencopotkan kancing baju satu-satu. Keadaan kamar yang gelap dan udara dibuat pengap karena kami berpelukan sangat rapat. Membuat peluh dua orang yang akan bercinta saling beradu.
Kunyalakan lampu remang-remang. Cahaya berkelip menyapu cantik wajahnya. “Persetan dengan bibirmu yang manis, dan buah dadamu yang ranum,” batinku. Aku menetek dan memelukmu erat-erat seperti bayi yang tak ingin ditinggal dari buaian ibunya.
Sekonyong-kony...