Sometimes Not Lucky Wasn't Really Bad

Oleh: Herumawan Prasetyo Adhie

Huda dan Slamet Subejo bertemu saat menunggu giliran konsultasi psikologis dengan Psikolog Sari di kantornya. Awalnya canggung. Tapi lama-lama cair setelah keduanya berbalas candaan. Keduanya lalu berkenalan. Dan saling tukar menukar cerita penyebab keduanya pergi ke kantor psikolog.

     Huda lebih dulu mulai bercerita. [Flash Back] Huda belum lama kerja jadi tukang servis AC, baru saja diputus pacarnya, Tari gegara gak mau belikan baju branded. Huda jadi galau hatinya. Bawaan jutek dan marah melulu. Pekerjaannya pun berantakan. Seorang anak pemilik rumah yang AC-nya sedang diperbaiki sampai menangis lantaran ia marahi gegara ngerocoki kerjanya. Orangtua si anak tak terima lalu melapor pada si bos. Huda pun kena omel bos. Beruntung, partner kerjanya itu Yani seorang cewek tomboy selalu mendukung Huda dan selalu ada untuknya.

     Akhirnya tiba hari gajian pertama, Huda senang sekali. Ia ingin membelikan Tari baju branded biar bisa jadi pacarnya lagi. Tapi Yani gak setuju, ia malah menyarankan uang gajian Huda supaya dibelikan hadiah buat Bu Ida dan Pak Luhur kedua orangtuanya sesuai nazar Huda yang pernah disampaikannya ketika diterima kerja dulu. Huda gak mau. Ia tetap ingin membelikan Tari baju baru branded. Yani hanya mengingatkan dulu Huda pernah bernazar kalau gaji pertama akan dibelikan hadiah buat kedua orangtuanya, Bu Ida dan Pak Luhur.

     Huda ngeyel, ia...

Baca selengkapnya →