Sore, Pagi, dan Oyen

Oleh: imagivine

Pagi di kota kecil itu berjalan seperti rambut yang disisir sabar: pelan, teratur, memastikan tak ada helai tertinggal. Udara masih dingin, aspal mengilap sisa embun, dan matahari baru meraba ujung atap seng berbaris miring.

Di gang sempit yang menurun lalu menikung ke arah bengkel tambal ban, seekor kucing oranye-putih duduk menunggu. Ujung ekornya bengkok seperti tanda koma—seolah kehadirannya hanyalah kalimat yang belum selesai.

Raka berhenti,...

Baca selengkapnya →