Sore itu, ketika hujan lebat tengah mengguyur sebagian besar kota Medan. Terlihat sebuah mobil mewah berwarna hitam memasuki areal Rumah Sakit Meta, tampaknya mobil tersebut tengah membawa penumpang yang sedari tadi berkutat dengan rasa khawatir dan panik.
Para suster telah menunggu, stand by dengan sebuah kursi roda yang nampaknya sudah disiapkan untuk di duduki oleh seorang pasien, dan benar saja, mobil tersebut memuntahkan seorang laki-laki dan wanita muda yang tengah mengalami pendarahan pada kandungannya. Wanita tersebut langsung dirujuk ke ruang bersalin, sementara sang pria yang tak lain adalah suaminya hanya diperbolehkan mengantar sampai di koridor depan tempat bersalin istrinya.
Setelah sekian jam terbujur, akhirnya penantian berbuah hasil. Lilis, wanita yang sejak tadi memperjuangkan hidup dan mati tersebut kini dapat bernafas lega. Buah hati yang selama 9 bulan dikandung dengan penuh perjuangan tersebut akhirnya lahir ke dunia dengan jalan sesar. Ini adalah anak yang ketiga dari hasil perkawinan mereka.
Hendra, yang tak lain adalah nama dari pria itu terlihat masih menunggu. Sudah hampir 3 jam ia menunggu, tapi sama sekali belum mendengar tangisan bayi. Namun, dari kejauhan terlihat pria berpostur agak tinggi dengan segera mendekati Hendra.
“Selamat Pak Hendra, anak bapak telah lahir dengan selamat, tapi ....” kata seorang pria berjas putih yang sebagian wajahnya ditutupi masker berwarna hijau.
“Tapi kenapa, Dok? Lalu bagaimana keadaan istri saya, apa dia baik-baik saja?” sambut pria itu heran sembari mengernyitkan alis.
“Istri bapak baik-baik saja, ya ... bapak bisa lihat sendiri lah. Terlalu berat untuk saya menyampaikannya kepada bapak, dan bapak pun harus tabah menerima kenyataan ini,” sam...