Suatu Sore di Karimata

Oleh: dewi sartika

Emak berharap, kamu segera pulang. Pernikahanmu sudah ditentukan. Dua bulan lagi sejak surat ini dikirim. Ini demi kebaikanmu, Halimah ....

Tangan Halimah meremas erat surat yang baru dibacanya. Sesaat, ia terdiam berusaha menurunkan gemuruh dalam hatinya. Kalimat terakhir yang baru saja ia baca sungguh menyesakkan hati gadis berkepang dua ini. Sebuah perjodohan yang tak mungkin ditolaknya di saat ia sedang merangkai impian untuk hidup di tanah Jawa.

Kertas surat kini sudah berpindah, mengapung di air seiring dengan Karimata yang semakin menjauh. Halimah membersihkan sisa air matanya dengan saputangan putih dengan hiasan bunga pada salah satu bagian pinggirnya. Sejenak, kedua tangannya berpegangan pada pembatas dek. Sekali lagi, hatinya masih terasa sesak....

Baca selengkapnya →