Aku punya dua jalan pintas rahasia. Salah satunya melalui loteng yang terlihat mirip plafon biasa. Aku harus berjalan selihai tupai saat melintasi kuda-kuda rumah, agar bisa mencapai rongga dinding yang mengarah langsung ke loteng milik Haji Rahmat. Jika bukan karena titisan silek-silat Amak, aku mungkin sudah terpelanting jatuh. Aku harus tetap bisa mengaji demi Amak.
***
Amak berwajah tegas dan sedikit keras. Jika sampai menjelang petang aku tak ...