Ponsel yang semula berada di genggamannya kini sudah berpindah tempat, terselip di antara karpet beludru dan lantai keramik berwarna putih. Untung saja ponsel yang dibelinya menggunakan tabungan sendiri itu, tidak terbelah menjadi dua bagian setelah melayang membentur tembok.
Wajah dengan senyuman manis itu kini terbenam di ufuk bantal. Bahunya bergetar. Kedua tangannya menangkup bantal tersebut untuk membantu meredam isakan, agar hanya ia seorang...