Namaku Indira.
Aku tumbuh di keluarga menengah yang pernah merasakan getirnya hidup di bawah garis cukup. Masa kecilku berlapis kesederhanaan: lauk tempe yang digoreng tipis, seragam sekolah yang diwariskan dari kakak, dan tawa kecil yang berusaha menutupi lapar.
Ibuku seorang guru honorer. Ia mulai mengajar dari tahun 2000-an dengan gaji seadanya, kadang lebih sering habis untuk ongkos ojek daripada menyimpan tabungan. Akan tetapi, Mimpi ibu diw...