Tak Sampai ke Long Jenew

Oleh: Rifin Raditya

Hari itu seperti biasa. Pagi datang dengan langkah yang pelan tapi pasti, seperti seorang ibu yang membuka jendela perlahan agar anaknya tak terbangun kaget. Langit biru muda mengembang di atas perkebunan sawit, dan burung-burung gereja meloncat-loncat dari pelepah satu ke pelepah lain sambil berkicau riang. Cahaya matahari turun seperti tirai keemasan, melumuri tanah merah dan batang-batang sawit yang berbaris seperti prajurit sabar.

Aku berdiri ...

Baca selengkapnya →