Hujan gerimis turun membasahi trotoar di depan rumah kecil milik Raka di pinggiran Jakarta. Ia duduk di teras, menyesap kopi yang sudah mendingin. Sejak beberapa bulan terakhir, pikirannya tak henti-henti berputar tentang satu hal: pergi meninggalkan Indonesia.
“Kau benar-benar mau pergi, Kak?” tanya adiknya, Sinta, dengan nada ragu. Gadis itu duduk di sampingnya, menggenggam secangkir teh hangat.
“Aku harus, Sinta. Aku sudah tidak meli...