Ibu sakit, Aku harus pulang! Tanpa pikir panjang lagi, aku ambil cuti tujuh hari dari tempat kerja. Meskipun ibu tidak meminta, tetapi pesan singkat dari adik laki-laki aku sudah cukup mewakili suara hati ibu.
Setelah surat pengajuan cuti aku di disetujui oleh HRD (Human Resource Departement) hari itu juga aku meluncur pulang bersama tas ransel warna hitam di pundak. Aku gadis sedikit tomboy. Oleh karena itu, aku tidak perlu memikirkan banyak hal jika akan bepergian.
Taksi online melaju kencang membawa aku ke terminal, tempat pangkalan mobil angkutan penumpang antardaerah.
Aku dapat posisi tempat duduk yang bagus di dalam mobil bus. Mobil yang membawa aku sampai di tanah kelahiran dengan selamat, setelah naik turun gunung melewati hutan dan jalanan berkelok-kelok seperti ular.
Perjalanan panjang yang sangat melelahkan. Butuh waktu lima jam untuk bisa sampai di kampung halaman aku.
Lelahku bersembunyi di balik sikap aku yang sok kuat di hadapan sanak keluarga dan tetangga-tetangga julid yang menyambut kedatangan aku dengan cara yang berbeda.
Yang namanya keluarga pasti menyambut kita dengan suasana hati sangat gembira. Akan tetapi, yang namanya tetangga, hanya Tuhan yang tahu apa isi pikirannya?
Mulai aku turun dari mobil bus, mereka sudah memasang mata ala-ala seorang detektif kondang ke arah aku. An...