TASAPO

Oleh: Diano Eko

Sayup terdengar teriakan-teriakan acak bersahutan, disusul derap langkah kaki-kaki menghantam keras lantai parket kayu. Lita membuka mata lemahnya perlahan. Yang pertama dia lihat hanyalah hamparan lantai, dan sepatu-sepatu yang membungkus kaki-kaki di atas lantai itu. Kaki-kaki yang tak henti-henti bergerak terburu-buru ke sana ke mari.

Lita tak bisa mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tahu-tahu dia sudah berbaring miring, dengan kepala berputar, seakan habis menenggak dua botol wine murah sekaligus. Tiba-tiba dia merasakan kepalanya terangkat, sebuah bantal diletakkan di bawahnya.

“Hei, hei… Lita, lu bisa dengar gue?” 

Suara itu terdengar jauh, walaupun wajah Ariel, sahabat yang juga...

Baca selengkapnya →