Orang bilang, setiap kisah cinta punya panggungnya sendiri. Kupikir, panggungku akan dimulai dengan sesuatu yang megah—tapi nyatanya, hanya poster digital yang kugeser masuk ke fitur story. Judulnya absurd, hasil ketikan terburu-buru, bahkan aku sendiri belum yakin maknanya. Tapi jari tetap menekan "bagikan".
Story itu meluncur begitu saja, tanpa caption panjang, tanpa desain estetik—hanya poster dengan dominasi hitam dan font seadanya. Kupiki...