SEBETULNYA Paijo sama sekali tidak tahu apa yang benar-benar perempuan itu pandang. Setiap sore duduk di tepi telaga, di atas batu, di bawah pohon beranting dan berdaun lebat. Awalnya Paijo menganggap perempuan itu terlena pada jernihnya air Telaga Duka, tapi nyatanya sore ini dia melihat perempuan berambut panjang itu tengah menatap merahnya langit.
Perempuan dengan kebaya putih membalut tubuh, rambut terderai hitam, tanpa alas kaki, terlihat cantik dari seberang telaga. Termenung dalam kesunyian abadi. Dingin. Setiap memandangnya, perasaan itu terus datang, menyergap Paijo tiba-tiba. In...