WAJAN diletakkan di atas kompor. Gas dinyalakan, membuat api birunya keluar. Beberapa mililiter minyak kelapa dituang. Tidak, beberapa mililiter lagi rupanya. Setengah ragu, butiran-butiran telur dalam lemari es dipilih. Butir telur yang dipilih lalu dipecah dengan membenturkan cangkangnya di sisi tepi wajan, dan digoreng hingga menimbulkan bunyi 'plok'. Secara alami, putih telurnya membentuk kontur wajah yang lucu dengan kuning telur menyerupai mata sapi.
Ia, perempuan sekitar dua puluh empat tahun, serius sekali tampaknya menggoreng telur ceplok. Kening sedikit berkeringat, tapi tak acuh dan hanya mengusapnya dengan punggung telapak tangan. Ia meraih stoples kecil tempat garam, menjumput sedikit bubuknya, dan menabur rata di atas telur ceplo...