“Gelora Bung Karno, silakan!”
Empat kata membuyarkan lamunanku. Pintu Transjakarta terbuka. Petugas bertopi hitam meletakan kaki kanannya ke tepi halte, tepat di depan kedua kakiku, lalu mempersilakan penumpang keluar, sebelum aku dan penumpang lain masuk. Sudah pukul setengah 11 malam, masih ada 2 penumpang yang keluar lewat pintu belakang. Aku langsung masuk dari pintu depan.
Suasana angkutan umum yang sepi menjadi hiburanku selepas bekerja. ...